Instagram -->

Selasa, 08 Maret 2011

modal iman atau modal nekat?

IMAN VS NEKAD

Ibrani 11:1 menjelaskan bahwa "IMAN adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat".

lalu bagaimana dengan NEKAD???
menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, nekad adalah kata sifat yang berarti "berkeras hati" dengan kemauan kuat, tidak mau mempedulikan apa-apa lagi.
Jelas ada perbedaan yang menyolok. Meski para tokoh iman juga sering terlihat punya kemauan sangat kuat, tidak mempedulikan omongan orang, dsb, tapi dari definisi alkitab iman didefenisikan dalam dua hal, yaitu dasar dan bukti..

Minggu, 06 Maret 2011

KEPUTUSAN : PELAJARAN DARI RAHABEAM

Alkitab memberikan banyak sekali contoh Tokoh yang mengambil keputusan yang tidak hanya menentukan jalan kehidupan sendiri, tapi juga kehidupan generasi-generasi selajutnya. Abraham  mengambil keputusan meninggalkan kekayaan dan mentaati perintah Allah. Lot yang mengambil keputusan untuk menetap di Sodom. Demas yang mengambil keputusan untuk meninggalkan pelayanan karena terpikat dengan kesenangan dunia,dll. Namun ada satu tokoh Alkitab yang secara spesifik memberikan pelajaran kepada kita bagaimana kita seharusnya mengambil sebuah keputusan. Tokoh yang dimaksud adalah Raja Rahabeam. Dari apa yang dialami dan dilakukannya dalam 1Raja-raja 12:1-24, kita bisa belajar bebrapa prinsip berkenaan dengan pengambilan sebuah keputusan.


1. Tidak dipengaruhi bagaimana orang melihat kita

Dalam mengambil keputusan, Raja Rahabeam lebih dimotivasi keinginannya dipandang berkuasa. sebagai raja, ia  ingin menjaga citra agar tetap dianggap berkuasa. Banyak orang pun terkadang bertindak seperti Raja Rahabeam. kita mengambil keputusan lebih karena memikirkan bagaimana orang laian akan melihat kita. Akibatnya, keputusan itu tidak fokus pada masalahnya. Ketika Yesus menjungkir balikan meja penukar uang, hal itu sangat bisa membuat citra-Nya rusak. Namun, memang itulah harga yang harus dibayar demi keputusan yang benar. KAdang keputusan kita yang benar justru tidak populer atau bahkan aneh,

2. Masukan dari sumber yang memahami masalahnya

awalnya,Rahabeam memang bertanya kepada tua-tua sebelum mengambil keputusan.Namun setelah itu ia lari kepada teman2 sebayanya, yang tidak mengerti masalahnya, yang tidak berpengalaman seperti para tua-tua  itu. Dalam mengambil keputusan, alangkah baiknya jika kita mengumpulkan data dan fakta setepat-tepatnya, bukan sebanyak-banyaknya. Tidak perlu terima semu nasihat, tapi terimalah nasihat dari orang yang tepat.

3.Apakah itu adil, kasih ato Baik??

Raja rahabeam akhirnya memutuskan untuk lebih menuruti ego dirinya yang dipengaruhi nasihat sebayanya dengan menindas rakyat. Dalam filipi 4:8 tertulis pedoman kita yaitu bahwa hanya yang benar, yang mulia,yang adil,yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang diseebut kebajikan dan patut dipuji sajalah yang harus kita pikirkan. Demikian pula dengan setiap tindakan dan keputusan kita

4.Pikirkan dampaknya

Raja Rahabeam gagal melakukan hal ini. Ketika mengambil keputusan, Ia hanya melihat dirinya sendiri dan tidak melihat orang lain. Keputusan yang benar adalah keputusan yang diambil dengan utuh, yaitu tidak hanya melihat segi positifnyya tapi juga konsekuensinya, tidak hanya dampak jangka pendek tapi juga jangka panjang.


5. Muncul dari pergumulan dalam doa

Rahabeam tidak mencari Tuhan saat hendak mengambil sebuah keputusan. padahal, ayahnya yaitu Salomo terkenal taat meminta hikmat dari Tuhan. Dan inilah yang membuat Salomo berhasil menjadi Raja yang membawa Israel kepada masa kegemilangan. Hendaknya kita belajar dari hal ini. Jangan lupa menggumulkan dalam doa sebelum kita mengambil keputusan. Minta Tuhan memimpin kita dalam mengambil keputusan. Nasihat dari orang lain, hal yang kita alami, hal yang kita saksikan, firman Tuhan yang kita baca, dan sebagainya adalah bagian dari pimpinan  Tuhan untuk membawa kita dalam tuntunannya.

6. Ketika keputusan keliru terlanjur diambil

Rahabeam tidak menyadari tindakannya, tapi terus menjalani keputusan salah itu . Padahal, keputusan salah pun dapat menjadi batu pijakan untuk membawa kita kepada keputusan yang benar. Minta maaflah saat menyadari Anda sudah mengambil keputusan keliru. Belajarlah  dari kesalahan itu serta ubah keputusan Anda.